Sistematika Nuzulnya Wahyu
PEMBAHASAN
A.
Latar Belakang
Hadirnya Sistematika Nuzulnya
Wahyu (SNW) bermula dari ustad Abdullah Said[1]
merenung mengapa Nabi Muhammad begitu cepat mencapai hasil sedangkn
kita tidak?
Dalam jangka hanya 23 tahun Nabi betul-betul dapat
merampungkan hal-hal yang mendasar dalam perjuangan. Berhasil berubah
peta sejarah. Berhasil merombak kultur jahiliyah menjadi islami. Kita
sudah berapa kali 23 tahun, belum ada perubahan yang signifikan ke arah
perbaikan yang kita buat. Padahal kalau berbicara tentang konsep
perjuangan, bukankah Al-Qur’an yang digunakan Nabi Muahammad SAW itu
juga yang ada sekarang? Tanpa Perubahan sediktpun. Kalau soal berpedoman
semua lembaga perjuangan islam mengaku Al-Qur’an sebagai pedomannya.
Lalu dimana letak msalahnya?’’
Pertanyan di atas
terus membayangi benak Abdullah Said di sela-sela kegiatan dakwah sejak
masih di Makassar, apalagi setelah di Darul Hijrah kalimantan
timur dengan kegiatan yang lebih menggila. Ketemulah Kesimpulan bahwa
rupanya letak kekeliruannya adalah pada cara pempelajari Al-Qur’an tidak
berdasarkan urut-urutannya sehinggah cara kita menyelaminya tidak
sistimatis .
Hasil penelusuran menyimpulkan bahwa
menempatkan Surah Al-Alaq 1-5 sebagai wahyu yang diturunkan cukup kuat
dalilnya. Tafsir Ibnu Katsir pun mengemukakan bahwa Al-Alaq 1-5 adalah
wahyu pertama, kemudian disusul surat Al-Qalam, Al-Muzammil,
Al-Mudatsir, lalu Al-Fatihah.
Abdullah
Said semakin gigih menggali dan mencari rahasia di balik Sistematika
Nuzulnya Wahyu . Wahyu pertama dikaji dengan melibatkan kawan-kawan
dan orang-orang yang berkompeten dalam hal ini. Yang jelas, dalam
benaknya selalu timbul asumsi bahwa tidaklah mungkin wahyu pertama itu
tidak mengandung keluarbiasaan. Sejarah yang mebuktikan , pada waktu
wahyu pertama ini turun, kondisi masyarakat yang jahiliyah sudah
mengalami perubahan drastis. Heboh luar biasa. Sungguh banyak pertanyaan
menggelitik sehubungan dengan turunnya wahyu pertama.
B.
Pengertian
Salah satu metode (manhaj) yang
diterapkan Rasulullah dalam membinah sahabat beliau adalah
mengaplikasikan tata urutan wahyu . Tata urutan wahyu ini di lingkungan
pesantren Hidayatullah dikenal dengan manhaj Sistematika Nuzulnya Wahyu
(SNW). Sebagai Alternatif mengulangi kembali kejayaan yang pernah diraih
Rasulullah bersama para sahabat-sahabatnya. Dengan kata lain metode
Sistematika Nuzulnya wahyu adalah suatu upaya merekonstruksi nilai-nilai
Al-Qur’an secara sistematis sebagaimana yang dilakukan Rasulullah dan
para sahabatnya.
C. Komponen Konsep
Metode Sistematika Nuzulnya wahyu terdiri dari 5 surah yang
turun pertama kali. Kelima surat tersebut kemudian dijadikan metode oleh
pesantren Hidayatullah.
Adapun susunan surat dalam Manhaj SNW
sebagai berikut:
1. Al-Alaq
Mayoritas
ulama tafsir sependapat bahwa wahyu pertama turun adalah surah Al-laq
ayat satu sampai lima. Lima penggal ayat inilah yang telah menggemparkan
dunia. Seandainya teknologi informasi moderen sudah ada waktu itu,
niscaya penerimaan wahyu pertama akan direkam oleh media elektronik dan
cetak. Isi beritnya disiarkan keseantero dunia. Apalagi lima ayat itu
sekaligus merupakan justifikasi pelantikan diri Muhammad SAW sebagai
seorang Nabi dan Rasul[2]. Menurut Ustdz Abdul Qadir Abdullah[3] ada
empat makna pokok dalam surat Al-alaq 1-5 sebagai berikut:
a.
Perintah untuk membaca sebagian ulama tafsir mengatakan bahwa yang
dibaca ialah Al-qur’an namun menurut ustdz Tasyrif Amin[4] yang dibaca
bukanlah Al-qur’an saja tapi seluruh alam ini perlu di baca supaya kita
bisa mengenal Allah SWT.
b. Menyadari bahwa Allah
menciptakan kita dari segumpal darah adalah sperma, sesuatu yang
menggantung, sesuatu yang naif. Dari arti dan konatasi segumpal darah
tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa manusia tidak ada yang dari
perunggu, emas,berlian atau perak. Semua manusia bahan bakunya sama,
yaitu sperma. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Insan (76) ayat
2-3 yang
Artinya: Sesungguhnya
kami menciptakan manusia dari spermayang memancar (bercampur
denganovum) untuk mengujinya, maka Kami membuat dia mendengar dan
melihat. Sesungguhnyakami telah menunjukkan jaln kepadanya, ia boleh
berterimh kasih atau tidak berterima kasih.Jelaslah, berdasarkan
kedua ayat tersebut, manusia diciptakan dari
sperma.
Mengingat bahan baku manusia itu dari sperma, maka betapa lemahnya
manusia. Kemudian kenapa manusia bisa sombong dan angkuh terhadap
sesamanya, merasa lebih dari yang lain dan mengaku diri turunan “darah
biru”. Raja,Presiden,Menteri,Rakyat jelata, proses kejadiannya sama.
Ingat, khalaqal insana min ‘alaq. Manusia
keluar dari perut ibu melalui selangka, kecuali lahirnya tidak normal.
c.
Suatua pernyataan bahwa Allah SWT itu paling mulia. Secara
implisit pernyataan ini mengandung pengertian sebaliknya bahwa manusia
itu hina. Menurut logika berpikir, hendaknya manusia itu tergantung
hanya kepada-nya saja. Untuk mengetaskan diri manusia yang hina akibat
idiologi jahiliyah buatan manusia hanya melalui idiologi tauhid. Inilah
missi agama samawi yang diperjuangkan oleh Nabiyullah Adam a.s. hingga
nabi Muhammad SAW.
d. Suatu pernyataan bahwa Allah
SWT sebagai sumber ilmu. Maka tidak pantaslah manusia sombong dan angkuh
karna ilmu, karna Allah yang memberi ilmu kepada hambanya dan Allah
pulalah yang mencabut ilmu yang diberi kepada hambanya.
2.
Al-qalam
Menurut
Ustdz Abdul Qadir Abdullah terdapat tiga makna pokok dalam surah
Al-qalam 1-7 sebagai berikut:
a. Baransiapa yang ber-Qur’an
di jamin oleh Allah tidak gila, namun orang tidak ber-Qur’an itulah yang
gila meskipun mereka mengatakan kamu gila. sebagaimana Nabi Muhammad di
katakan gila oleh orang-orang kafir quraisy padahal mereka-lah yang
sebenarnya yang gila.
b. Baransiapa yang ber-Qur’an maka
baginya gaji yang tidak terputus-putus karna Allah yang akan
menggajinya. Beliau mengatakan makanya tidak perlu jadi PNS.
c.
Baransiapa yang ber-Qur’an Allah SWT akan memuliakannya dihadapannya
dan dihadapan para mahluknya.
3. Al-Muzammil
Didalam
Surah Al-Muzammil terdapat enam azimat. Azimat ini dapat membersihkan
jiwa dan
Menyuburkan iman yang telah terpatri setelah menghayati
wahyu pertama dan yang kedua.
Keenam azimat itu
adalah:
a.
Shalat Lail adalah sholat sunnah yang pernah diwajibkan, pada saat
shalat fardhu lima waktu belum ada. Nah, setelah shalat lima waktu itu
diwajibkan, turunlah statusnya menjadi sunnat. Menurut Ustdz Abdul
Qadir Abdullah sholat lail kita sangat sedikit karna dalam ayat
memerintahkan untuk sholat enam jam lalu kurangilah sedikit maka empat
jam dan tamba lagi jadi tujuh jam inilah perintah Allah pada Surah
Al-Muzammil.
b. Baca Al-Qur’an, Membaca Al-Qur’an merupakan
tanda cinta kepada Allah SWT. Rasulullah sebagai orang yang menerima
langsung Al-Qur’an senantiasa membacanya.Begitupun sahabat, ada yang
menghatamkn dalam waktu tiga hari, satu minggu dan ada yang satu bulan.
Mereka mendapatkan julukan “ Al-Qur’an berjalan” , karena selalu
membaca, menghafalkan,mengkaji sertamengamalkannya.
c.
Berzikir, baik dalam pengertian menyebut atau mengingat Allah, sangatlah
pengting. Manusia memang dituntut banyak berpikir. Jika malas
berpikir,itu sama dengan membunuh diri pelan-pelan. Tapi berpikir saja
tanpa zikir, akan menimbulkan stres dan buahnya tidak mengantar kepada
kemaslahatan. Itulah yang banyak melanda manusia sekarang. Ahli pikir
banyak, tapi ahli zikir kurang
d. Tawakkal, untuk menjelaskan
tentang tawakkal , Abdullah Said mencontohkan burung, berlandaskan
hadist.
“
Sekiranya kamu bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya
tawakkal, niscaya Allah akan memberi kamu rezeki sebagaiman memberi
rezeki kepada burung. Berangkat di waktu pagi dengan perut kosong dan
kembali di sore hari dalam keadaan tembolok penuh.’’ (H.R.
At-Tirmidzi)
“Coba belajar pada burung untuk mendapatkan jiwa optimis, karena jiwa
optimis itu merupakan pembuka jalan untuk dapat berpikir positif. Kalau
kita telah memiliki cara berpikir positif, hidup ini pasti enak . Dunia
ini tidak sesempit yang kita duga.
e. Sabar, Washbir ‘ala
ma yaquuluun.[5] Dalam ayat ini Allah SWT
menyuruh kita bersabar terhadap ucapan-ucapan yang mengolok, mengkritik,
dan mengcelah. Mengapa? Karna ada enam hal yang menjadi modal eksisnya
syahadat dalam diri dan menajamkan cita-cita merealisasikan
Al-Qur’andalam kehidupan keseharian, yang paling adalah bersabar
menerima ucapan-ucapan yang tidak menyenangkan.
f. Hijrah
yang paling utama adalah mengubah pola pikir dan cara pandang negatif
kepada yang positif. “ Tujuan utama hijrah adalah untuk menyatukan shaf,
memperkokoh barisan.
4. Al-Mudatstsir
Menurut
Ustdz[6] dalam surah Al-Mudatstsir 1-5 terdapat lima makna pokok
sebagai berikut:
a. Perintah berdakwa karena membesarkan
Allah SWT. Sikap seorang pemberi peringatan adalah selalu mengagungkan
Allah SWT. Jiwaraganya selalu terwajahi kebesaran Allah, sehingga tidak
ada yang besar di hadapannya selain Allah. Kalau tidak demikian,seorang
da’i sulit menyampaikan pesan-pesan suci yang seharusnya disampaikan.
Terlalu banyak diperhitungkan. Terlalu banyak rasa takut yang
menyungkupi dirinya.
b. Pakainmu hendaklah kamu bersihkan
yang dimaksud disini ialah membersihkan hati, perbaiki niat dan orang
paling dekat dengan kita. Jangan sampai seorang da’i menyampaikan
risalah-nya dengan berbekal niat popularitas pribadi, mencari pujian,
sanjungan, atau untuk mendapat keuntungan duniawi seperti honor dan
fasilitas. Jika diniatkan bukan mencari keridhaanya, pasti Allah
berlepas tangan.
c. Menjauhi dosa besar maupun dosa kecil.
d.
Janganlah kamu memberi dengan maksud untuk memperoleh balasan yang
lebih banyak. Ini bekal penting yang harus disadari para da’i
e.
Penekanan “sabar” dalam ayat ini agak berbeda dengan surat Al-Muzammil.
Titik penekanannya adalah pembelajaran mental untuk tangdang ke
gelanggang. Seorang da’i akan menghadapi berbagai macam perlakuan.
Kalau mental tidak kuat pasti akan mundur.
5.
Al-Fatihah
Surat Al-fatihah adalah surat yang paling
pertama turun lengkap, surat Al-fatihah sebagai
Ummul Qu’ran dan
satu-satunya surah yang wajib dibaca pada saat sholat sebagaimana sab-
da
Rasulullah SAW.Tidak ada sholat apabilah tidak membaca surah
Alfatihah kitab.(Al-hadist)
Dalam surah Al-Fatihah ada lima
makna pokok:
a. Rekomendasi menjadi khalifah di muka bumi.
b.
Menebar kasih sayang adalah tugas khalifah yang kedua tidak terbatas
pada manusia saja tapi juga kepada binatang dan tumbuh-tumbuhan.
Semua mahluk.
c. Tugas khalifah berikutnya adalah menegakkan
daulah kekuasaan Allah SWT di atas bumi ini
d.
Tugas khalifah yang telah disebutkan itu bukanlah pekerjaan yang ringan.
Tanpa bntun dan pertolongan Allah SWT, tidaklah mungkin dapat berhasil.
Itulah sebabnya seorang kader harus mengabdi kepada-nya sepenuh hati
untuk membuktikan penghambaan diri kepada-nya.
e. Kita
diperintah meminta jalan yang lurus. Ini sangat luas pengertiannya.
Dapat berarti diberi kecerdasan dan pemikiran yang jernih untuk dapat
membedakan antara yang haq dan batil, dapt berarti diberi kemampuan
untuk dapat memecahkan suatu problem, dan semacamnya.
PENUTUP
Demikianlah uraian singkat tentang Sistematika Nuzulnya Wahyu
(SNW). Mulai Al-‘Alaq: 1-5,
kemudian Al-Qalam: 1-7, lalu Al-muzammil: 1-11, Almuddatstsir: 1-7, dan
Al-Fatihah. Abdullah Said menyebutnya sebagai drafnya Al-Qur’an. Dan
semua ayat yng turun sesudahnya menjadi pengjelasan dari 5 Surah ini.
Sistematika Nuzulnya Wahyu,menurut Abdullah Said, memberi petunjuk
bagaimana pertama-tama kita berupaya merassukkan iman yang dalam ke
dalam diri jamaahdan berupaya menyadarkan akan kelemahan dan
ketidkberdayaan dirinya. Inilah landasan berpijak dan titik tolak dalam
berislam.
Jika imankepada Allah sudah merasuk,
selangjutnyauntuk mengajak melaksanakan hukum-hukum Allah tidaklah
sulit. Akan bergerak dengan sendirinya. Karena iman itu, kata Abdullah
Said, kata kerja, bukan kata benda. Jadi, tidak pasif, tapi aktif.
“Tugas kita adalah melakukan dakwah itu terus- menerus tanpa mengenal
lelah dengan selalu menjaga niat jangan sampai melenceng, serta merawat
keikhlasan jangn sampai ternodai oleh riya,” ujar Abdullah Said***
[1]
Pendiri Pesantren Hidayatullah
[2]H Abdul mannan (dalam
buku membangun islam kaffah)
[3] Pembimbing (hasil
wawancara)
[4] Anggota DPP Hidayatullah (Pekan motivasi)
[5]
Al-Muzammil ayat:10
[6] Abdul Qadir Abdullah