Kamis, 28 April 2011

Kerja Indah dengan Berjamaah (Sebuah Laporan dari Acara Baksos di Perumahan Panji Manggar)




Pagi itu, Ahad, 10 April 2011, mentari masih enggan tersenyum pada bumi yang dingin dan basah. Rinai hujan yang sejak subuh membasahi bumi seolah enggan berhenti. Angin laut yang bertiup menambah suasana pagi itu rasa malas beraktifitas. Bahkan ayam pun enggan turun dari peraduan.

Ditengah cuaca seperti itu terlihat beberapa orang yang tampak siaga dengan seragam birunya pada sebuah tempat. Mereka lalu keluar dan dengan langkah tegap dan teratur berjalan menuju sebuah tempat yang telah disepakati. Melewati rumah-rumah yang belum menampakkan cahaya kehidupan. Menyusuri jalan kompleks yang berumput dan tampak tak terawat.
Langkah kaki pasukan tersebut terhenti pada dua buah lubang persegi dan memanjang yang membatasi badan jalan. Tampak terlihat pimpinan pasukan memberi briefing pada anggotanya dan melakukan pembagian tugas. Tak lama kemudian beberapa dari mereka turun ke dalam lubang dengan sebuah senjata di tangan. Yang lain tampak mendahului dari atas badan jalan sambil sesekali memberi kode kepada kawannya yang dibawah agar terus bergerak.

Beberapa saat kemudian tampak beberapa orang keluar dari rumahnya. Tanpa menunggu aba-aba langsung bergabung dengan pasukan biru yang telah mendahului. Para ibu juga tak mau ketinggalan. Dengan seteko minuman hangat dan beberapa piring pengganjal perut mereka turut membantu.
Siapakah gerangan pasukan biru tersebut?
Dimana mereka berada?
Apa yang mereka lakukan di sana?

Pasukan biru tersebut adalah kami. Kami adalah mahasiswa. Mahasiswa semester VI. Para pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa atau lebih familiar dengan sebutan BEM. Acara yang kami gelar tersebut adalah bakti sosial (baksos). Kegiatan triwulanan ini merupakan baksos yang ketiga kalinya setelah baksos di SABM Budi Mulia dan perumahan belakang kantor Kecamatan Manggar. Dan yang ketiga ini bertempat di perumahan Panji Manggar.

Acara ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahim antar warga. Sebab acara kerja bakti bersama seperti ini jarang diadakan, bahkan nyaris tidak pernah dilakukan kecuali segelintir orang saja yang peduli dengan lingkungannya. Dan terbukti, baksos ini mampu membuat animo masyarakat bangkit dan tersadar untuk menjaga lingkungannya. Para warga terlihat begitu semangat, tidak mau kalah dengan mahasiswa. Kami yang masih merasa ngilu tulang setelah ngecor dikampus sehari sebelumnnya pun tidak mau kalah. Sehingga acara baksos pun ramai dan penuh semangat.


Selain mempererat tali silaturahim antar warga juga sebagai media silaturahmi kami dengan warga. Perlu diketahui di perumahan ini terdapat sebuah masjid yang merupakan masjid binaan BEM kerja sama dengan BMH Balikpapan. Selain itu ketika STIS mengadakan program PKD (Praktik Kerja Dakwah), daerah ini termasuk yang mendapatkan tenaga magang dakwah. Sehingga acara baksos ini sangat tepat untuk kembali mempererat ukhuwah dengan para warga.



Pagi itu, Ahad, 10 April 2011, mentari masih enggan tersenyum pada bumi yang dingin dan basah. Rinai hujan yang sejak subuh membasahi bumi seolah enggan berhenti. Angin laut yang bertiup menambah suasana pagi itu rasa malas beraktifitas. Bahkan ayam pun enggan turun dari peraduan.
Ditengah cuaca seperti itu terlihat beberapa orang yang tampak siaga dengan seragam birunya pada sebuah tempat. Mereka lalu keluar dan dengan langkah tegap dan teratur berjalan menuju sebuah tempat yang telah disepakati. Melewati rumah-rumah yang belum menampakkan cahaya kehidupan. Menyusuri jalan kompleks yang berumput dan tampak tak terawat.
Langkah kaki pasukan tersebut terhenti pada dua buah lubang persegi dan memanjang yang membatasi badan jalan. Tampak terlihat pimpinan pasukan memberi briefing pada anggotanya dan melakukan pembagian tugas. Tak lama kemudian beberapa dari mereka turun ke dalam lubang dengan sebuah senjata di tangan. Yang lain tampak mendahului dari atas badan jalan sambil sesekali memberi kode kepada kawannya yang dibawah agar terus bergerak.
Beberapa saat kemudian tampak beberapa orang keluar dari rumahnya. Tanpa menunggu aba-aba langsung bergabung dengan pasukan biru yang telah mendahului. Para ibu juga tak mau ketinggalan. Dengan seteko minuman hangat dan beberapa piring pengganjal perut mereka turut membantu.
Siapakah gerangan pasukan biru tersebut?
Dimana mereka berada?
Apa yang mereka lakukan di sana?
Respon masyarakat juga sangat baik. Para warga satu-satu persatu keluar dari rumah. Dengan peralatan cangkul, parang, sabit dan bahkan mesin pemotong rumput, mereka ikut membantu. Para ibu  tidak ketinggalan. Di setiap sudut rumah selalu tersedia minuman segar dan makanan ringan. Kami cukup kewalahan melayani permintaan ibu-ibu untuk sekedar singgah mencicipi yang mereka hidangkan. Hingga kami harus me-manage perut sedemikian rupa hingga semua bisa terlayani dengan baik.
Jam 11.00 tepat kerja dihentikan. Lingkungan perumahan pun tampak berubah dari sebelumnya. Hingga membuat para warga senang. Pak Ahmad, Ketua RT 34 mewujudkan rasa senang dan terima kasihnya tersebut dengan memberi jamuan makan kepada semua yang hadir saat itu.
Jamuan sederhana tersebut kembali membuat suasana berjama’ah sangat terasa. Masakan aroma khas desa tersebut sangat nikmat terasa setelah lelah mendera. Duduk lesehan dan pakaian yang basah menambah memberikan rasa tersendiri yang berbeda.
Acara kemudian ditutup dengan foto bersama warga dengan latar belakang rumah bapak Ketua RT. Lalu kemudian satu-persatu warga kembali ke rumah masing-masing. Kamipun kembali ke Masjid tempat kami menginap malam sebelumnya. Bersih-bersih diri dan istirahat menunggu datangnya zuhur.

Kami kembali ke kampus ba’da Ashar dengan membawa rasa lelah sekaligus puas. Lelah karena dua hari berturut-turut kerja di lapangan. Dan puas karena respon warga yang sangat baik terhadap acara yang kami buat. Juga membawa segudang pertanyaan bagaimana kelanjutan dari acara ini. Mengingat bahwa untuk kerja bakti seperti ini harus dipancing dengan orang-orang eksternal perumahan.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada semua pihak yang membantu kelancaran acara ini. Pihak perumahan Panji yang menerima kami dengan baik –semoga silaturahmi ini tetap terjaga-, para pengurus STIS yang memberi kami kepercayaan dan izin untuk kegiatan di luar –semoga kerja sama ini bisa berlanjut di masa yang akan datang- , kawan-kawan pengurus BEM yang selalu semangat dengan agenda-agenda BEM –semoga semangat ini tetap bisa dipertahankan hingga akhir kepengurusan- dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Semoga kita selalu bisa berbuat yang terbaik untuk umat.
Gunung Tembak, 11 April 2011

0 komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

  ©BEM STIS Hidayatullah - Balikpapan - Todos os direitos reservados.

Template by Dicas Blogger | Topo